BOC HOSTING

Hosting Indonesia jual buku anak

Sabtu, 15 Oktober 2011

BENCANA PEMICU EKSODUS


Tahun 1960-an daerah di pesisir tenggara pulau Lembata sangat ramai. Bukit-bukit dan lembah disemarakan dengan nyanyian dan tarian anak-anak, remaja hingga dewasa. Dari lereng-lereng bukit selalu terdengar suara-suara merdu nyanyian dolo-dolo diiringi kicauan burung-burung. Semua berpacu dalam usaha-usaha yang hidup penuh bergairah. Dendang dari ladang kacang menghiasi alam yang asri dan mengalirkan kedamaian ke dalam hati. Tetapi bulan Juli tahun 1979, sebuah bencana merombak seluruh tatanan kedamaian yang sudah sejak lama tercipta. Kesedihan, kegelisahan, kecemasan menghantui perasaan setiap orang di daerah ini.Betapa tidak? Dalam semalam saja, Waiteba yang kala itu adalah ibukota kecamatan Atadei diporak-porandakan tsunami dan longsor dari bukit Batanamang sejauh belasan kilometer. Tidak ada saksi mata karena peristiwa 'pembantaian' itu terjadi malam hari. Seluruh desa Waiteba untuk sekian lama tenggelam dalam amukan hempasan laut. Korban manusia, hewan dan pepohonan tercecer berserakan tak beraturan. Mereka yang selamat dan juga masyarakat sekitar bencana mengambil langkah menyelamat diri dan sanak keluarga. Sebagian masyarakat Atadei melakukan eksodus secara masal dan membentuk pemukiman baru di Lamahora serta Loang. Sebagian lagi menjadi transmigran di Kalimantan dan juga di Papua. Bencana pemicu eksodus warga untuk menyebarkan kegembiraan ke pulau yang lain. http://www.kompas.com/

MISTERI SALIB DI POHON KELAPA: SALIB UNTUK LEMBATA

MISTERI SALIB DI POHON KELAPA: SALIB UNTUK LEMBATA